Rabu, 08 April 2015

Explore Solo

Trip saya selanjutnya adalah di Kota Solo. Saat itu long weekend tanggal 21 Maret 2015, saya diajak teman masa paskibra di SMK, she is Ki and Dy liburan ke Solo. Poin utamanya sih bukan untuk berlibur ke Solo nya tapi liburan naik kereta, yeah, Kota Solo menjadi tempat tujuan yang dirasa cukup tepat. Mereka berdua pengen merasakan yang namanya naik kereta, maklum belum pernah :D. Here We Go, sampailah kita di Stasiun Purwosari, Solo.
Tujuan pertama yaitu ke Keraton Surakarta Hadiningrat. Disinilah awal perjalanan kami dalam meng-explore Kota Solo. Menuju Keraton melalui gapura Gladag.

Gapura-Gladag
Di Jalan Pakoe Boewono



Selanjutnya kami melewati Alun-Alun utara, this is it
Kompleks ini meliputi Gladag, Pangurakan, Alun-alun Utara, dan Masjid Agung Surakarta. Gladag yang sekarang dikenal dengan Perempatan Gladag di Jalan Slamet Riyadi Solo. Pada zaman dahulu, space area di sekitar Gladag dan gapura kedua dipakai sebagai tempat menyimpan binatang hasil buruan sebelum digladag (dipaksa) dan disembelih di tempat penyembelihan. Wujud arsitektur pada kawasan Gladag ini mengandung arti simbolis ajaran langkah pertama dalam usaha seseorang untuk mencapai tujuan ke arah Manunggaling Kawula Gusti (Bersatunya Rakyat dengan Raja). Alun-alun merupakan tempat diselenggarakannya upacara-upacara kerajaan yang melibatkan rakyat. Selain itu alun-alun menjadi tempat bertemunya Sri Sunan dan rakyatnya. Di pinggir alun-alun ditanami sejumlah pohon beringin. Di tengah-tengah alun-alun terdapat dua batang pohon beringin (Ficus benjamina; Famili Moraceae) yang diberi pagar. Kedua batang pohon ini disebut Waringin Sengkeran (harifah: beringin yang dikurung) yang diberi nama Dewadaru dan Jayadaru.
Di sebelah barat alun-alun utara berdiri Mesjid Agung (Masjid Raya) Surakarta. Masjid raya ini merupakan masjid resmi kerajaan dan didirikan oleh Susuhunan Pakubuwana III pada tahun 1750 (Kasunanan Surakarta merupakan kerajaan Islam). Bangunan utamanya terdiri dari atas serambi dan masjid induk. Di sebelah utara alun-alun terdapat bangsal kecil yang disebut Bale Pewatangan dan Bale Pekapalan. Tempat ini pada jaman dahulu dipergunakan oleh prajurit dan kudanya untuk beristiahat setelah berlatih. Beberapa balai lain terdapat disekitar alun-alun yang dipergunakan untuk karyawan-karyawan keraton menempatkan kudanya. Tempat menambatkan kuda sudah tidak dapat dijumpai lagi saat ini. Bangunan-bangunan lain di sekeliling alun-alun sekarang dipergunakan sebagai kios penjual cinderamata. Di sebelah barat daya Alun-alun Lor (ke arah Pasar Klewer dan sebelah timur laut (ke arah Pasar Beteng) terdapat dua gapura besar yang berfungsi sebagai pintu keluar dari Alun-alun Lor yang bernama Gapura Batangan dan Gapura Klewer.

Alun-Alun Utara Solo
Pohon Kepel - Kawasan Keraton

Kami terus melanjutkan perjalanan menuju keraton utama. Kami sempat berfoto dengan orang yang berpakaian seperti prajurit dan saya pun menjadi seperti seorang putri yang sedang dijaga oleh bodyguard.


Selanjutnya kami meng-explore wilayah dalam Keraton Surakarta, disini terdapat banyak barang-barang peninggalan dari raja-raja terdahulu mulai dari silsilah keluarga samapi dengan berbagai kursi yang di ambil dari berbagai macam kota di Indonesia. terdapat pula lukisan di sekitar dinding di kawasan Keraton. Satu hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung kesini adalah dilarang memakai sandal jepit atau alas kaki dalam bentuk sandal dan tidak boleh memakai kaos oblong. Kalau kita sudah terlanjur memakai sandal maka kita dipaksa oleh penjaga Keraton untuk melepas sandal kita, dan apabila memakai kaos, kita disarankan menutupinya memakai jaket. Saya pikir ini seperti peraturan saat di kampus. Kemungkinan ini adalah salah satu hal untuk menghormati para leluhur kerajaan. 


Setelah puas berkeliling kawasan Keraton, kita bertolak ke tujuan selanjutnya yaitu Kadipaten Mangkunegaran, namun kami masih bingung menuju kesana karena kami memang belum pernah sebelumnya. Kami putuskan untuk naik becak, ternyata asyik juga naik becak ditemani angin semilir menuju Mangkunegaran. Namun keberuntungan belum berpihak kepada kita karena saat itu jam menunjukkan Pukul 14.00 dan Mangkunegaran sudah ditutup untuk wisata. Sayang sekali sebenarnya, kemudian kami berfikir sejenak dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari Solo Grand Mall, sesampainya disana kami menemukan salah satu restoran siap saji dan kami mampir sebentar untuk sekedar membeli es krim khas restoran tersebut. Sambil beristirahat setelah kami cukup letih berkeliling kawasan keraton. Setelah dirasa kami cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan ke Sriwedari, tempat apa Sriwedari itu? sebelumnya saya juga belum tahu, namun Ky menjelaskan bahwa tempat tersebut hampir sama seperti Wonderia yang ada di Semarang, lalu mau ngapain kita kesana, jawabannya hanya berfoto di depan gapura Sriwedari, ini dia. dari Luar terlihat bagus dan indah dan terdapat tempat seperti taman untuk sekedar duduk-duduk menikmati jalan raya Solo. 
Taman Sriwedari
Hari sudah menjelang sore, kami memutuskan untuk mencari mushola dan terpikir oleh kami untuk mengunjungi Masjid Agung Surakarta yang berada di kawasan Keraton Solo tadi. Ya, kita kembali ke kawasan keraton. Setelah kami menunaikan sholat Ashar, kami berfikir kenapa tidak sekalian menunggu Maghrib disini, dan kami pulang ke Semarang setelah Maghrib karena notabene kami pun jarang menunaikan sholat di salah satu Masjid termegah di kota Solo. Sesampainya disana kami takjub dengan keindahan arsitektur Masjid Agung Surakarta. Dari depan nampak seperti sanggar tari karen serambi masjid disangga oleh beberapa tiang yang dimana tiang tersebut terdapat ukir-ukiran khas Solo yang sangat kental dengan budaya Keraton. Di dalam Masjid pun bukan main mewahnya, nuansa yang dibangun seperti salah satu ruang di Kerajaan, terlihat begitu istimewa. Bukan hanya kami yang beristirahat di Masjid tersebut, banyak dari pelancong yang singgah disana. Setelah selesai semuanya dan jam menunjukkan pukul 18.30 kami pun beranjak menuju pulang. Tadinya bingung mau ke arah mana untuk menuju pulang, tiba-tiba terdapat angkutan umum yang menuju ke arah Kerten atau Solo Square, tempat berhentinya bus-bus jurusan Semarang. Tanpa pikir panjang kami langsung naik angkutan umum tersebut dan di dalam angkutan tersebut kami bertemu dua orang ibu-ibu yang tujuannya pun sama dengan kami, namu beliau akan pulang ke Boyolali karena sehabis berdagang di Pasar Gedhe Solo. Sepanjang perjalanan kami berbincang dengan beliau, dan sampai naik bus jurusan Semarang pun kita masih bersama. Kami berpisah saat beliau turun di tempat tujuan beliau, yaitu Boyolali. Sampai jumpa ibu. Disinilah akhir dari perjalanan kami hari ini. Seru, capek, senang, gembira, dan wow amazing. Dari mulai naik becak, jalan kaki sejauh mata memandang dan naik angkutan umum adalah hal yang menyenangkan karena jarang kami lakukan saat berada di rumah. Sampai jumpa di travelling selanjutnyaaaa.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar